Friday 28 February 2014

Infeksi saluran kemih


DEFINISI 

Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan bakteriuria patogen dengan colony forming units urin > 105, dan lekositouria >10 per lapangan pandang besar, disertai manifestasi klinik. Infeksi saluran kemih merupakan salah satu penyakit yang paling sering ditemukan, dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti usia, gender, prevalensi bakteriuria, dan faktor predisposisi yang mengakibatkan perubahan struktur saluran kemih termasuk ginjal. ISK cenderung terjadi pada perempuan dibandingkan laki-laki karena uretra wanita lebih pendek dari pria.

ETIOLOGI

Pada umumnya ISK disebabkan oleh mikroorganisme tunggal seperti:
1. Eschericia coli merupakan mikroorganisme yang paling sering diisolasi dari pasien dengan ISK simtomatik maupun asimtomatik .  
2. Mikroorganisme lainnya yang sering ditemukan seperti Proteus spp, Klebsiella spp dan Stafilokokus dengan koagulase negatif, Pseudomonas spp dan Mikroorganisme lainnya seperti Stafilokokus jarang dijumpai, kecuali pasca kateterisasi

PATOGENESIS

Strain bakteri E. coli berkoloni di usus besar dan beberapa strain bakteri E. coli berkoloni di daerah periuretra dan masuk ke vesika urinaria. Strain E. coli yang ada dalam usus besar dan saluran kemih tidak akan menimbulkan gejala patologis, sedangkan strain E. coli yang masuk ke saluran kemih dan mengakibatkan timbulnya manifestasi klinis adalah strain bakteri E. coli yang bersifat uropatogenik yang memiliki faktor virulensi dan berbeda dari sebagian besar E.coli di usus manusia.

Bakteri patogen dari urin dapat menyebabkan manifestasi klinis tergantung pada perlengketan mukosa oleh bakteri, faktor virulensi, dan variasi faktor virulensi. Fimbriae atau pili memiliki ligand di permukaannya yang berfungsi untuk berikatan dengan reseptor glikoprotein dan glikolipid pada permukaan membran sel uroepithelial. Setelah fimbrae atau pili berhasil melekat pada sel uroepithelial proses selanjutnya dilakukan oleh faktor virulensi lainnya. Sebagian besar uropatogenik E.coli menghasilkan hemolysin yang befungsi untuk menginisiasi invasi uropatogenik E.coli pada jaringan dan mengaktivasi ion besi bagi kuman patogen. Keberadaan kaspsul pada bakteri yang menginvasi jaringan saluran kemih melindungi bakteri dari proses fagositosis oleh neutrofil. Keadaan ini mengakibatkan uropatogenik E.coli dapat lolos dari mekanisme pertahanan tubuh host.  

Urin juga memiliki karakter spesifik (osmolalitas urin, konsentrasi urin, konsentrasi asam organik dan pH) yang dapat menghambat pertumbuhan dan kolonisasi bakteri pada mukosa saluran kemih. Urin juga mengandung faktor penghambat perlekatan bakteri yakni Tamm-Horsfall glycoprotein, dikatakan bahwa bakteriuria dan tingkat inflamasi di saluran kemih meningkat pada defisit THG. THG membantu mengeliminasi infeksi bakteri pada saluran kemih dan berperan sebagai salah satu mekanisme pertahanan tubuh. 

Terdapat beberapa rute masuk bakteri ke saluran kemih. Pada umumnya, bakteri di area periuretra naik atau secara ascending masuk ke saluran genitourinaria dan menyebabkan ISK. Sebagian besar kasus pielonefritis disebabkan oleh naiknya bakteri dari kandung kemih, melalui ureter dan masuk ke parenkim ginjal. Kejadian ISK oleh karena invasi Mikroorganisme secara ascending juga dipermudah oleh refluks vesikoureter. Pendeknya uretra wanita dikombinasikan dengan kedekatannya vagina dan rektum merupakan predisposisi yang menyebabkan perempuan lebih sering terkena ISK dibandingkan laki-laki. Penyebaran secara hematogen oleh Staphylococcus aureus, Spesies Candida, dan Mycobacterium tuberculosis umumnya jarang, namun dapat terjadi pada pasien dengan immunocompromised dan neonatus.

KLASIFIKASI

Berdasarkan letak anatomi, ISK digolongkan menjadi:

  • Infeksi Saluran Kemih Atas Infeksi

pielonefritis, terbagi menjadi pielonefritis akut (PNA) dan pielonefritis kronik (PNK). Pielonefritis akut (PNA) adalah radang akut dari ginjal, ditandai oleh radang jaringan interstitial sekunder mengenai tubulus dan akhirnya dapat mengenai kapiler glomerulus, disertai manifestasi klinik dan bakteriuria tanpa ditemukan kelainan radiologik. PNA ditemukan pada semua umur dan jenis kelamin walaupun lebih sering ditemukan pada wanita dan anak-anak. Pada laki-laki usia lanjut, PNA biasanya disertai hipertrofi prostat. Pielonefritis Kronik (PNK) adalah kelainan jaringan interstitial (primer) dan sekunder mengenai tubulus dan glomerulus, mempunyai hubungan dengan infeksi bakteri . PNK yang tidak disertai bakteriuria disebut PNK fase inaktif. Bakteriuria yang ditemukan pada seorang penderita mungkin berasal dari pielonefritis kronik fase aktif atau bakteriuria tersebut bukan penyebab dari pielonefritis tetapi berasal dari saluran kemih bagian bawah yang sebenarnya tidak memberikan keluhan atau bakteriuria asimtomatik. Jadi diagnosis PNK harus mempunyai dua kriteria yakni telah terbukti mempunyai kelainan-kelainan faal dan anatomi serta kelainan-kelainan tersebut mempunyai hubungan dengan infeksi bakteri. Dari semua faktor predisposisi ISK, nefrolithiasis dan refluks vesiko ureter lebih memegang peranan penting dalam patogenesis PNK. Pielonefritis kronik akibat infeksi bakteri berkepanjangan atau infeksi sejak masa kecil. Pada PNK juga sering ditemukan pembentukan jaringan ikat parenkim.

  • Infeksi Saluran Kemih Bawah

Infeksi saluran kemih bawah terdiri dari sistitis, prostatitis dan epidimitis, uretritis, serta sindrom uretra. Presentasi klinis ISKB tergantung dari gender. Pada perempuan biasanya berupa sistitis dan sindrom uretra akut, sedangkan pada laki-laki berupa sistitis, prostatitis, epidimitis, dan uretritis. Sistitis terbagi menjadi sistitis akut dan sistitis kronik. Sistitis akut adalah radang selaput mukosa vesika urinaria yang timbulnya mendadak, biasanya ringan dan sembuh spontan (self-limited disease) atau berat disertai penyulit ISKA (pielonefritis akut). Sistitis akut termasuk ISK tipe sederhana (uncomplicated type). Sistitis kronik adalah radang kandung kemih yang menyerang berulang-ulang (recurrent attact of cystitis) dan dapat menyebabkan kelainan-kelainan atau penyulit dari saluran kemih bagian atas dan ginjal.

MANIFESTASI KLINIS

Manifestasi klinis ISK dibagi menjagi gejala-gejala lokal, sistemik dan perubahan urinalisis. Dalam praktik sehari-hari gejala cardinal seperti disuria, polakisuria, dan urgensi sering ditemukan.

Lokal  
· Disuria · Polakisuria · Stranguria · Tenesmus · Nokturia · Enuresis nocturnal · Prostatismus · Inkontinesia · Nyeri uretra · Nyeri kandung kemih · Nyeri kolik · Nyeri ginjal

Sistemik
· Panas badan sampai menggigil · Septicemia dan syok Perubahan urinalisis · Hematuria · Piuria · Chylusuria · Pneumaturia

PEMERIKSAAN PENUNJANG

  • Analisis urin rutin, Pemeriksaan analisa urin rutin terdiri dari pH urin, proteinuria (albuminuria), dan pemeriksaan mikroskopik urin.
  • Uji Biokimia, pemakaian glukosa dan reduksi nitrat menjadi nitrit dari bakteriuria terutama golongan Enterobacteriaceae. Uji biokimia ini hanya sebagai uji skrining karena tidak sensitif, tidak spesifik dan tidak dapat menentukan tipe bakteriuria.
  • Mikrobiologi, Pemeriksaan mikrobiologi yaitu dengan Colony Forming Unit (CFU) ml urin.

TERAPI

  • Infeksi saluran kemih atas (ISKA)

    The Infectious Disease Society of America menganjurkan satu dari tiga alternative terapi antibiotic IV sebagai terapi awal selama 48-72 jam, sebelum adanya hasil kepekaan biakan yakni fluorokuinolon, amiglikosida dengan atau tanpa ampisilin dan sefalosporin spektrum luas dengan atau tanpa aminoglikosida.

  • Infeksi saluran kemih bawah (ISKB)
    Prinsip manajemen ISKB adalah dengan meningkatkan intake cairan, pemberian antibiotik yang adekuat, dan kalau perlu terapi simtomatik untuk alkanisasi urin dengan natrium bikarbonat 16-20 gram per hari Pada sistitis akut, antibiotika pilihan pertama antara lain nitrofurantoin, ampisilin, penisilin G, asam nalidiksik dan tetrasiklin. Golongan sulfonamid cukup efektif tetapi tidak ekspansif. Pada sistitis kronik dapat diberikan nitrofurantoin dan sulfonamid sebagai pengobatan permulaan sebelum diketahui hasil bakteriogram.


Urology


Attention : 

  • Jika melakukan copy paste di harapkan menyertakan link penulis.
  • Terimakasih telah berkunjung, semoga bermanfaat.

0 komentar:

Post a Comment